Oval Form di Nias Utara
Rumah oval Nias Utara pada sejarahnya merupakan rumah yang digunakan sekaligus menjadi tempat
pertahanan masyarakat untuk bersembunyi dan melawan musuh yaitu para penjajah Belanda. Pada masa penjajahan, musuh kerap datang dari arah mana saja sehingga alasan ini juga dapat menjadi pengaruh mengapa rumah adat di Nias Utara mempunyai bentuk oval. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah penghuni rumah mengintai musuh yang datang darimana saja dengan mudah karena adanya dinding dan ventilasi yang melingkar sekeliling rumah. Selain itu bukaan atap juga terdapat disemua sisi atap, selain sebagai penghawaan juga berfungsi sebagai tempat membidik musuh yang datang.
eunikan rumah oval ini juga terdapat pada atap yang oval dan tertutup rata karena seluruh bagian atap
tertutupi oleh darun rumbia. Bentuk atap ini mengikuti bentuk bangunan yang oval dan penutup atap daun rumbia
yang digunakan untuk satu buah rumah sekitar 6000-10.000 lembar atap daun rumbia yang cara pemasangannya
adalah berlapis dua untuk mencegah kebocoran dan keawetan atap itu tersendiri. Dalam pembangunannya, rumah oval Nias Utara ini menggunakan material terutama kayu yang asli berasal dari Nias, kayu tersebut diantaranya adalah kayu Afoa, Simalambuwo, Manawa, Nibung dan Kayu Manabadana. Semua pembangunan rumah adat ini tidak menggunakan paku besi, melainkan menggunakan sambungan dan takikan untuk memperkuat struktur kayu. Untuk material kayu ini tersendiri didapatkan dengan cara membeli pohon yang ada dihutan kemudian tebang sendiri dan dibawa sendiri menuju lokasi rumah yang dibangun. Kemudian untuk beberapa material dalam pembangunan rumah ini didapatkan dari saling menyumbang oleh sanak saudara. Upacara adat yang dilakukan pada zaman dahulu untuk membangun rumah adalah dengan upacara potong babi mulai dari penempatan batu hingga dan tahap berikutnya hingga rumah selesai dibangun. Dan upacara potong babi digunakan sebagai penghargaan kepada seluruh tukang yang membantu pembangunan rumah ini. Namun untuk saat ini upacara tersebut sudah tidak dilakukan lagi karena kini masyarakat sudah tidak memelihara babi lagi dan untuk pembayaran tukang sudah menggunakan uang.
Desa Tumori
Rumah Adat Desa Tumori Gunungsitoli
Alamat : Kecamatan Gunungsitoli Barat, Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara
Koordinat : 1°15'32.5"N 97°36'18.4"E
Desa Tumori, Kecamatan Gunungsitoli Barat, jarak sekitar tiga puluh menit dari Bandara Binaka. Rumah-rumah adat yang merupakan rumah panggung terbuat dari kayu, berbentuk oval, dan beratap rumbia itu antara 50 - 120 tahun. Desa Tumori adalah sebuah permukiman yang universal yang berasal dari nama pohon raksasa yang ditemukan para pendirinya di tempat ini. Sebagian besar penduduk Tumori adalah dari marga Zebua. Demikian juga dengan penduduk di desa-desa di sekitarnya, yaitu Lolomoyo Tuhemberua, Tumor Orahili, Tumori Balohili, Tumori Gada, Tumori O'o, Sihare'o Siwahili.
Pola Permukiman pada Desa tumori linear mengikuti jalan desa. Desa Tumori ini kini hanya memiliki 10 rumah adat yang masih berdiri dan ditinggali. Beberapa rumah adat sudah runtuh akibat usia dan pernah terkena gempa. Rumah war ga ki ni t el ah banyak dibangun rumah biasa yang lebih modern.